Campur Sari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
cetakKirim ke TemanKirim ke AdminisatorKirim KomentarAmbil kode untuk halaman html
Program Jawami' al Kalim
CD ' DVD
    Program Jawami' al Kalim
    Program Jawami' al Kalim: merupakan ensiklopedi hadits yang mencakup 1400 refrensi buku hadits , 543 diantaranya masih dalam bentuk manuskrip yang belum dicetak dan diteliti juga disertai 70.000 biografi para perawi hadits dengan fasilitas tajhrij dan pencarian yang sangat bagus bagi para pelajar dan peneliti.

3 Mar 2012

Perbaikan Mutu Akademisi

KEPUTUSAN Kemendikbud mewajibkan penulisan karya tulis ilmiah dalam jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan pendidikan tinggi menjadi sebuah polemik. Sebagian besar perguruan tinggi di Tanah Air menolak kebijakan tersebut. Bahkan, ribuan PTS menyatakan akan memberikan kelulusan dengan "cara mereka" (di luar kebijakan pemerintah).

Kemendikbud pun menuai kecaman. Kebijakannya dianggap salah alamat dan terburu-buru. Sebagian pihak menilai bahwa kebijakan tersebut akan menumbuhkan plagiatisme di kalangan akademisi kampus. Padahal, kita tahu bahwa kebijakan tersebut justru "ditujukan" untuk menumbuhkan ide-gagasan kreatif di kalangan mahasiswa serta menekan budaya plagiatisme itu sendiri. Sementara itu, sebagian lainnya menilai bahwa kebijakan tersebut belum pantas diterapkan, karena kurangnya pustaka referensi ilmiah di Indonesia.

Kedua argumen itulah yang menjadi opini pada sebagian besar akademisi, tak terkecuali kalangan mahasiswa. Menulis dan membaca, sewajarnya memang tak bisa lepas dari jati diri mahasiswa sebagai salah satu pilar penting dalam kaum akademisi intelektual. Para founding father pun menunjukkan kepada kita, bagaimana menulis dan membaca sudah menjadi kebutuhan bahkan rutinitas dari kalangan akademisi. Rutinitas inilah yang membuat kemampuan intelektual mahasiswa menjadi terasah dan akhirnya cenderung berfikir objektif serta kritis.

Sayangnya, rutinitas ini tak diplagiat oleh generasi saat ini. Bahkan jangankan menulis, meluangkan waktu untuk membaca saja amat jarang dilakukan oleh mahasiswa zaman sekarang. Inilah potret menurunnya kualitas insan akademis di Indonesia.

Sejatinya, sebagai mahasiswa kita menyambut kebijakan ini dengan suka cita. Pasalnya, penulisan karya tulis ilmiah anak bangsa cenderung sedikit bahkan hanya beberapa yang terpublikasi. Kurangnya penulisan karya tulis ilmiah inilah yang akhirnya dikooptasi oleh bangsa dan negara lain. Padahal, ide-gagasan anak negeri ini tak kalah dengan negara-negara lain di dunia. Presiden ketiga BJ Habibie misalnya, yang menjadi 'suhu' di bidang kerdigantaraan ataupun Prof. Yohannes surya di bidang sains. Mereka semua adalah sebagian kecil kalangan akademisi intelektual yang mendapat ‘tempat’ di mata dunia.

Tidak hanya itu, publikasi karya tulis ilmiah di jurnal ilmiah bisa jadi menjadi tonggak perbaikan mutu akademisi di Indonesia, di tengah karut-marut kondisi dunia pendidikan di Indonesia. Hal tersebut bisa tercapai, dengan catatan bahwa baik pemerintah (melalui Kemendikbud) dan pelaku kebijakan (birokrat kampus dan mahasiswa) bersungguh-sungguh dan sepenuh hati menjalankan kebijakan ini dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga!
Sumber: www.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Komentar teman-teman tentang blog ini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ganti Warna Background

Terima kasih atas kunjungan tamu saya yang istimewa, semoga ada manfaat yang bisa diambil

Followers

REAKSI ANDA TERHADAP BLOG INI

  ©Template by Blogger. Design By Palga